PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
SOSIALISASI BUDIDAYA TANAMAN JERNANG MELALUI HAK PATEN JERNANG DENGAN ICON SAD
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
Diusulkan oleh:
Sri Wahyuni (D1B010089)
Rebi Firmansyah (A1C211062)
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
JAMBI
2011
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
- Judul Kegiatan : Sosialisasi Budidaya Tanaman Jernang Melalui Hak Paten
Tanaman Jernang Dengan icon SAD
2. Bidang Kegiatan : PKM GT
3. Bidang Ilmu : Pertanian
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Sri Wahyuni
b. NIM : D1B010089
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jambi
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Alamat email :
- Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Jambi, _________________
Menyetujui
Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan
(_________________________) (_________________________)
NIP. NIM.
Pembantu Rektor Dosen Pendamping
Bidang Kemahasiswaan
(_________________________) (_________________________)
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Indonesia dengan letak geografis berada di khatulistiwa memiliki kekayaan sumber daya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah juga potensi pertanian organik yang sangat besar.Indonesia juga tergolong sebagai negara berhutan hujan tropika yang sangat menguntungkan dan menghasilkan peluang terbentuknya ragam biodiversity tumbuhan. Karya ini memperlihatkan seberapa besar potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk menghasilkan peluang dalam memanfaatkan tumbuhan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti jernang(rotan).Maka dari itu untuk menghasilkan peluang tersebut Indonesia membutuhkan ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu:
- Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis ini.
- Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
- Bapak …………….. yang selalu membimbing kami.
- Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Jambi,
( Sri Wijaya )
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan danManfaat 2
GAGASAN 3
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya 3
untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat 4
diperbaiki Melalui Gagasan yang Diajukan
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu 6
mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau
kontribusi Masing-masingnya
Langkah-langkah Strategis Teknik Implementasi yang Harus 6
Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan sehingga
tujuan atau Perbaikan yang Diharapkan Dapat Tercapai
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan 9
Teknik Implementasi Yang Dilakukan 10
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan) 10
DAFTAR PUSTAKA 11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 12
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Mekanisasi sosialisasi budidaya jernang melalui hak paten dengan Icon SAD
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan letak geografis berada di garis khatulistiwa tergolong sebagai negara berhutan tropika basah dengan dukungan iklim, curah hujan serta intensitas cahaya matahari yang panjang, secara biologis sangat menguntungkan dan menghasilkan peluang untuk terbentuknya ragam biodiversity tumbuhan. Dunia mengakui bahwa Indonesia sangat kaya akan ragam jenis tumbuhan, sehingga dikategorikan sebagai Negara mega biodervisitas flora ke dua setelah Brazilia. Selain tumbuhan penghasil kayu, dalam kawasan hutan terdapat ragam jenis tumbuhan yang dikelompokkan sebagai tumbuhan penghasil non kayu, salah satu kelompok jenis diantaranya adalah “ROTAN”.
Rotan, tergolong hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan sehingga saat ini dunia mengakui bahwa indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar, meski hak paten mebel rotan dimiliki oleh Singapura. Oleh karena itu, peng-hak patenan jernang diharapkan mampu memajukan Indonesia dari keterpurukan.
Hingga saat ini rotan dikenal hanya berupa produk berupa batang dengan ragam jenis dan sebagian besar memiliki peruntukan sebagai bahan baku industri tikar, lampit, barang anyaman, berbagai jenis barang kerajinan serta ornament perlengkapan rumah tangga dan berbagai jenis dalam berbagai desain produk mebeler (furniture).
Produk komoditas rotan yang telah dilupakan dan akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia adalah produk turunan dari buah rotan yang dapat menghasilkan produk berupa getah. Produk getah yang sejak masa penjajahan Belanda telah diketahui adalah getah jernang yang lebih dikenal dengan nama “darah naga” dan dalam perdagangan internasional dikenal sebagai “dragon blood”.
Getah jernang dahulu dikenal sebagai bahan baku pewarna dalam industri porselin, mamer, dan bahan penyamak kulit. Saat ini getah jernang memiliki nilai prosfektif pula sebagai bahan baku industri obat herbal dalam penangan penyakit pendarahan (blooding) dan penyembuhan luka dalam dan luka luar. Banyaknya manfaat jernang membuat permintaan penyediaan jernang di pasaran Internasional semakin besar, tetapi hilangnya ekosistem hutan dimana tanaman jernang tumbuh membuat jernang di Indonesia sulit didapat. Bahkan salah satu petani jernang perlu memasuki wilayah hutan lebih dalam dan dalam waktu seminggu baru mendapatkan satu sampai dua kilogram jernang. Kelangkaan ini diakibatkan karena dua faktor, yaitu:
- Faktor internal
- Pengambilan dengan cara yang tidak berkelanjutan (ditebang).
- Terbatasnya pengetahuan tentang teknik budidaya.
- Meningkatnya kebutuhan lahan untuk berladang (humo) sehingga luasan hutan yang didalamnya terdapat tanaman jernang semakin berkurang.
- Buah jernang yang diambil getahnya adalah masih setengah matang, sehingga tidak ada lagi buah jernang yang matang yang bisa dikembangkan menjadi bibit.
- Faktor eksternal
- Ekspansi lahan untuk pengambilan kayu ataupun perkebunan skala besar.
- Illegal logging yang ikut memusnahkan tanaman jernang di pohon.
- Kebakaran hutan tahun 1997 yang tidak saja memusnahkan pohon, tetapi juga tanaman jernang.
Untuk itu diperlukan sosialisasi pengembangan budidaya jernang dengan Icon SAD (Suku Anak Dalam). Digunakannya Icon SAD karena:
- Dari segi ekonomi , harga jual berkisar Rp. 350.000,- sampai Rp. 500.000,- dengan permintaan relatif stabil. Hal ini dapat membantu masyarakat asli didaerah penghasil jernang untuk menambah penghasilan mereka, terutama SAD yang sejak dulu menmproduksi jernang dengan teknik yang tidak ramah lingkungan atau dengan berkebun sawit yang lahannya merupakan hutan sekunder yang ekosistemnya kini mulai terancam.
- Dari segi sosial, jernang dikenal sebagai peninggalan Nenek Moyang (Puyang) terutama Marga Bathin IX yang harus dilestarikan, dengan harapan identitas Marga Bathin IX tidak hilang.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, maka karya tulis ini bertujuan untuk:
- Memperkenalkan tanaman jernang di dunia Internasional sebagai tanaman Indonesia, terutama bagi Marga Bathin IX, dimana jernang dianggap sebagai peninggalan Nenek Moyang mereka.
- Melestarikan hutan dengan membudidayakan jernang.
- Menambah penghasilan petani setelah mengetahui dan melakukan budidaya jernang.
- Menambah nilai tambah penghasilan negara dengan perdagangan tanaman jernang.
- Mendongkrak harga jernang yang semakin menurun.
Manfaat
Penulis mempunyai harapan nantinya karya tulis ini bermanfaat bagi:
- Petani
Dengan adanya sosialisasi budidaya jernang, petani dapat membudidayakannya dan menghasilkan pendapatan yang lebih dari hasil bidudaya tanaman jernang karena harganya yang relatif mahal.
- Ekologi
Dengan sosialisai membudidayakan jernang, secara langsung melestarikan hutan.
- Pemerintah
- Menambah pendapatan perkapita negara dari penjualan jernang di dunia Internasional.
- Membantu pemerintah dalam mensejahterakan petani.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Menurut Puslitbang PHKA Dephut RI, jernang hanya terdapat di tiga negara di dunia yaitu Indonesia, Malaysia, dan India. Indonesia yang memiliki potensi jernang terbesar yaitu di Sumatera (Aceh dan Jambi) dan Kalimantan. Studi LSM Gita Buana 2008, mengidentifikasi bahwa saat ini populasi jernang di Jambi terpusat pada Kawasan Konservasi yaitu TN Bukit Duabelas,TN Bukit Tigapuluh, TN Kerinci Seblat, dan Kawasan Restorasi Ekosistem (Bukit Bahar-Tajau Pecah). Daerah penyuplai jernang tersebar pada 6 Kabupaten (Batanghari, Sarolangun, Merangin, Tebo, Bungo, dan Tanjabbar), serta 10 Kecamatan. Rata-rata volume perdagangan mencapai 1,5 ton/bulan.
Dari semua penghasilan jernang di Indonesia, petani hanya dapat mencapai 27 ton/tahun, sedangkan pasar internasional membutuhkan 400 ton/tahun. Hal ini dikarenakan punahnya ekosistem hutan akibat illegal logging yang semakin marak di Indonesia.
Yang lebih membuat miris hati para petani jernang adalah selain jernang semakin sulit di dapat, harga jernang di dalam negeri pun setiap tahunnya semakin menurun.Pada tahun 2003-2005 harga jual jernang berkisar Rp. 1,2 Juta/Kg. namun kini harga jual berkisar Rp. 350.000,- sampai Rp. 500.000,-.Tentu saja kondisi ini membuat perekonomian semakin sulit dimana jernang merupakan mata pencaharian sehari-hari.
Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan
Menurut Hermansyah Sornim, Direktur Gita Buana, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tengah memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan budidaya tanaman jernang didaerah Jambi terutama pada masyarakat di dataran rendah Kabupaten Sarolangun, Sepintun dan Lamban Sigatal.
Saat ini menurut staf Gita Buana Program Hutan Dataran Rendah, Wein Arifin, sudah 3.100 batang selesai proses pembibitan melalui teknik penyekapan. Melalui teknik ini, masa produktif tanaman dapat dipercepat.
Meski LSM Gita Buana telah memberdayakan masyarakat dalam membudidayakan jernang di Kabupaten Sarolangun, hal ini masih belum diketahui masyarakat luar Kabupaten Sarolangun yang memiliki tanaman jernang tetapi tidak mengetahui kegunaan dan cara membudidayakannya secara baik dan benar, sehingga masyarakat sangat eksploitatif dalam menikmati hasil hutan kayu dan nonkayu. Selain itu, belum memasyarakatnya proses tataniaga tanaman jernang membuat jernang hanya bisa menguntungkan para pemilik modal atau tauke, bukan para petani yang memanen tanaman jernang.
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan yang Diajukan
Apabila dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari kurangnya sosialisasi budidaya tanaman jernang, juga perlunya sosialisasi lebih menyeluruh di seluruh Indonesia, terutama daerah yang potensi tanaman jernang tinggi (Sumatera dan Kalimantan). Agar lebih menarik perhatian para masyarakat terutama petani jernang, salah satunya dengan cara sosialisasi budidaya tanaman jernang dengan Icon SAD (Suku Anak Dalam), Marga Bhatin IX, yang mana kita ketahui bahwa jernang merupakan peninggalan Nenek Moyang (puyang) mereka. Sosialisasi budidaya jernang ini merupakan program penyuluhan dan pelatihan yang fokus mengembangkan budidaya jernang dan memberdayakan masyarakat dalam pengenalan teknik budidaya jernang yang lebih universal atau menyeluruh dengan diperkenalkan oleh SAD, Marga Bhatin IX yang sejak dulunya telah menjadikan jernang sebagai hasil panen untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Sosialisasi budidaya jernang ini mempersiapkan petani jernang khususnya Marga Bhatin IX agar mengetahui teknik budidaya dan pasca panen yang baik dan benar pada tanaman jernang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Marga Bhatin IX dan petani jernang secara umum. Suatu pengetahuan yang mencakup pengetahuan umum tentang profil tanaman jernang, pola tanam jernang, cara penyiapan penanaman dan pemeliharaan di lapangan, teknik budidaya jernang, analisis usaha tani jernang, dan proses tata niaga jernang. Semua program sosialisasi ini memiliki bahan pengajaran yang mengandung unsur saling terkait satu dengan yang lainnya,yang diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Profil tanaman. Sosialisasi ini memberikan pengetahuan dasar yang meliputi klasifikasi tanaman,morfologi buah,morfologi akar,morfologi batang, dan morfologi daun. (2) Pola Tanam Jernang. Pengetahuan mengenai pola tanam jernang yang paling penting adalah memilih lahan tempat tumbuh tanaman jernang. (3) Cara penyiapan penanaman dan pemeliharaan di lapangan. Pengajaran ini memberikan pelatihan bagaimana cara penyiapan lahan, teknik penanaman, dan teknik pemeliharaan. Dalam teknik pemeliharaan, masyarakat diajarkan melakukan penyiangan, pruning pohon perambat, dan proteksi gangguan. (4) teknik budidaya tanaman jernang. Teknik ini merupakan lanjutan dari bahan pengajaran sebelumnya.Dalam kegiatan ini, Marga Bhatin IX diajarkan cara-cara budidaya melalui pencangkokan, melalui biji jernang, dan melalui anakan tanaman jernang. (5) yang terakhir adalah pengetahuan mengenai analisis usaha tani jernang dan teknik pasca panen yang menjelaskan mengenai bagaimana petani dapat melakukan prediksi biaya produksi jernang dan proses tata niaga dari pemasaran jernang ke seluruh Indonesia dan Mancanegara. Sebagaimana kita ketahui bahwa budidaya jernang ini telah disosialisasikan oleh pihak LSM Gita Buana di Kabupaten Sarolangun, hanya saja masih kurang efektif sosialisasinya di seluruh Indonesia. Untuk itu, pencetus gagasan memberikan ide mengsosialisasikannya melalui hak paten jernang sebagai tanaman Indonesia. Sosialisasi budidaya jernang melalui hak paten jernang dengan Icon SAD memiliki tujuh keunggulan, yaitu: (1) Efektif. Sosialisasi ini mendidik dan melatih masyarakat setempat, terutama Marga Bhatin IX agar mampu membudidayakan dan melakukan teknik pasca panen secara baik dan benar hanya dalam waktu ± 3-4 tahun, dimana semua modal bisa kembali pada saat panen raya ataupun panen selang. Waktu yang dibutuhkan untuk sosialisasi ini hanya dalam waktu empat bulan. (2) Bebas biaya pelatihan dan pendidikan. Sosialisasi budidaya tanaman jernang ini merupakan program gabungan dengan gabungan kelompok tani tanaman jernang di daerah potensi tanaman jernang terbesar dengan Dinas pertanian di setiap daerah sehingga seluruh biaya kegiatan ditanggung oleh pemerintah. Disetiap daerah, biasanya uang selalu menjadi hambatan para petani jernang dalam membudidayakan jernang. Oleh karena itu, apabila kelompok tani yang setelah menerima pelatihan dan pendidikan berminat untuk membudidayakan jernang, pemerintah akan berusaha membantu memberi modal dalam skala kecil sebagai permulaan dengan catatan ketika panen modal dapat dikembalikan dan keuntungan dapat diambil oleh kelompok tani tersebut. Hal ini pun berlaku pada Marga Bhatin IX dimana hal ini merupakan angin segar bagi masyarakat dan keluarga petani yang ingin membudidayakan jernang. (3) inovatif. Sosialisasi budidaya melalui hak paten dengan Icon SAD memacu semangat petani jernang yang sebelumnya merasa takut ada manipulasi harga. Apabila sosialisasi ini terlaksana dengan baik, para petani dapat mengetahui proses tata niaga jernang dan harga pasaran dari jernang. Selain itu, dengan adanya hak paten jernang, secara otomatis perdagangan Internasional jernang oleh negara lain akan mendapat Bea Cukai yang akan membuat pendapatan petani semakin membaik. (4) interaktif. Dalam sosialisasi ini mampu menjalin kerjasama antar warga dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX, kelompok tani, dan Dinas Pertanian. Dalam masa pelatihan dan pendidikan, sosialisasi ini memberdayakan LSM setempat dan Dinas Pertanian untuk transfer ilmu kepada kelompok tani, masyarakat, dan Marga Bhatin IX, meningkatkan intensitas komunikasi antara warga dan pihak pemerintah yang selama ini dianggap oleh masyarakat tidak peduli kepada mereka, sehingga timbul rasa kekeluargaan antar warga dan pemerintah. (5) Atraktif. Sosialisasi pendidikan dan pelatihan menarik, lebih banyak praktek daripada teori, dan lebih universal dimana keterlibatan media informasi dalam mendokumentasikan untuk mempromosikan hak paten jernang akan menjadi perhatian yang unik, apalagi ditambah dengan Icon SAD, Marga Bhatin IX, yang merupakan suku di daerah Jambi akan menambah kepercayaan diri petani daerah potensi jernang (tidak hanya di Jambi, tapi di Aceh dan Kalimantan diharapkan juga terpacu). (6) Solutif. Mampu memberikan solusi dalam permasalahan sosialisasi budidaya jernang diseluruh Indonesia yang meliputi pengetahuan, modal, stakeholder, dan ketinggalan informasi membuat petani dan hasil pertanian tidak berkembang. Sosialisasi ini mampu menjawab permasalahan yang biasa menimpa petani jernang. (7) Informatif. Sosialisasi ini memberikan semua informasi mengenai bidang pertanian tentang budidaya jernang. Selama ini kurang atau tidak ada sama sekali informasi mengenai budidaya tanaman jernang di setiap daerah. Tidak adanya pusat informasi membuat masyarakat petani kurang mengetahui perkembangan informasi terbaru setiap perkembangan di dunia.
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplenemtasikan Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-masingnya
Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten jernang dengan Icon SAD sebagai jalan untuk memajukan pendapatan petani serta melestarikan hutan dimana hutan merupakan habitat tanaman jernang tumbuh akan mampu menarik minat para petani dan masyarakat setempat untuk ikut mensosialisasikannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, adapun beberapa pihak yang dapat membantu mengimplementasikan program ini, yaitu: (1) gabungan kelompok tani setiap daerah potensi jernang; (2) Dinas Pertanian Daerah; (3) Marga Bhatin IX selaku Icon sosialisasi; (4) LSM setempat. Sosialisasi ini akan berjalan dengan baik apabila dilaksanakan oleh panitia yang berkompeten, penempatan kerja yang tepat, dan motivasi yang kuat untuk menjalankan sosialisasi ini. Sosialisasi ini sangat memerlukan kontribusi dari ke-empat pihak yang terlibat. Marga Bhatin IX dan LSM memberikan sosialisasi tentang pentingnya budidaya jernang dengan baik dan benar. Gabungan kelompok tani jernang menjadi koordinator pelaksana, selanjutnya Dinas pertanian akan menyediakan tenaga penyuluh profesional, teknologi pertanian pra tanam hingga pasca panen, serta memberikan modal awal kepada para petani yang ingin memulai budidaya tanaman jernang.
Langkah-langkah Strategis Teknik Implementasi yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan yang Diharapkan Dapat Tercapai
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD dapat ditempuh dengan beberapa mekanisasi yang dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 1. Mekanisasi sosialisasi budidaya jernang melalui hak paten dengan Icon SAD
TAHAPAN | KEGIATAN |
Pembentukan sosialisasi |
|
Pendidikan dan pelatihan petani jernang dan Marga Bhatin IX |
|
Rekomendasi hak paten setelah pelatihan sosialisasi selesai |
|
Pemberdayaan pasca pendidikan dan pelatihan |
|
Dari tabel diatas dapat diketahui beberapa tahapan yang ditempuh dalam sosialisasi budidaya tanaman jernang. Tahap awal mekanisasi sosialisasi budidaya jernang adalah pembentukan sosialisasi. Tahap pembentukan sosialisasi juga dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, menjalin kerja sama kemitraan antara gabungan kelompok tani jernang dengan Dinas Pertanian Daerah. Kerja sama ini bertujuan untuk melaksanakan sosialisasi dan membentuk struktur kepengurusan sosialisasi dengan membentuk Tim Koordinasi Sosialisasi (TKS) dan Unit Pelaksanaan Sosialisasi (UPS). Ketua dari TKS adalah ketua gabungan kelompok tani jernang dengan anggota dari perwakilan pemuda Marga Bhatin IX. Sedangkan UPS beranggotakan dari LSM setempat dengan koordinator dari Dinas Pertanian Daerah. Ketua TKS bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sosialisasi budidaya tanaman jernang. Sedangkan UPS bertanggung jawab dan bertugas memfasilitasi kegiatan mulai dari penyediaan penyuluh hingga sapras yang dibutuhkan dalam sosialisasi. Selanjutnya, perekturan masyarakat petani jernang dan pemuda Marga Bhatin IX. Sosialisasi budidaya tanaman jernang dengan bantuan dari kelompok tani merekrut peserta didik khusunya petani yang memiliki tanaman jernang dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX untuk dijadikan peserta didik yang mampu menguasai teknik budidaya dan pasca panen tanaman jernang. Kedua, pendidikan dan pelatihan. Sosialisasi budidaya tanaman jernang menawarkan pendidikan gratis selama empat bulan. Para petani jernang dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX yang mengikuti pendidikan dan pelatihan sosialisasi akan dibimbing mengenai pengetahuan teknik mulai dari budidaya hingga pasca panen tanaman jernang. Materi pertama dalam pendidikan dan pelatihan adalah pengenalan profil tanaman jernang, dalam materi ini peserta didik dibimbing untuk mengenal klasifikasi dari genus tanaman jernang agar bisa memilah tanaman mana yang harus dibudidayakan. Selanjutnya adalah pengajaran mengenai pola tanam jernang. Masyarakat petani jernang dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX diajarkan tenten teknik memilih lahan yang memiliki satuan jumlah pohon yang akan berperan sebagai tegakan. Dalam sosialisasi budidaya tanaman jernang juga diajarkan tentang penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan lebih lanjut dari penanaman jernang. Materi yang menjadi inti dari gagasan ini adalah teknik budidaya jernang. Dalam materi ini masyarakat petani jernang dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX dikenalkan dengan teknik pencangkokan , budidaya melalui biji, dan anakan. Setiap teknik akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik sehingga peserta didik dapat mampu menganalisis teknik mana yang akan mereka gunakan. Biasanya masyarakat hanya akan mementingkan proses penanaman dan cenderung mengabaikan penangan pasca panen. Padahal penanganan pasca panen tanaman jernang yang tepat dapat memberikan peningkatan produksi tanaman jernang. Penangan pasca panen merupakan kegiatan sejak tanaman jernang dipanen sampai menghasilkan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan. Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca panentanaman jernang meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu: pemanenan, pengenalan resin/getah jernang, ekstraksi kering, dan ekstraksi basah. Langkah selanjutnya adalah materi tentang proses tata niaga tanaman jernang. Proses tata niaga hanya diketahui oleh sebagian orang dan hanya dikuasai oleh pemilik modal sehingga petani tidak bisa mematok harga panen yang seharusnya dilakukan oleh mereka. Ketiga, rekomendasi hak paten melalui media informasi dan dikembangkan oleh Dinas Pertanian ke Pemerintah Pusat. Agar proses hak paten bisa berjalan dengan baik, pihak pengurus sosialisasi mendokumentasikan semua kegiatan penyuluhan dari awal hingga kegiatan selesai. Jika semua proses pendokumentasian selesai, pihak kepengurusan akan mengirimkan semua hasil dokumentasi ke media informasi dan dikirm ke pemerintah pusat untuk dikirim ke UNESCO. Sosialisasi budidaya dalam pendidikan dan pelatihannya membentuk beberapa kelompok dan masig-masing kelompok terdiri dari minimal empat orang. Setiap akan dibimbing oleh satu fasilisator dan penyuluh dari Dinas Pertanian dan LSM setempat. Pembentukan kelompok ini bertujuan unutk mengaktifkan transfer ilmu antara sesama peserta didik terutama pemuda-pemudi Marga Bhatin IX dalam bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan masyarakat luar sehingga setiap peserta didik bisa mengoptimalkan kemampuannya. Sosialisasi ini mengambil lokasi strategis untuk pelatihan dan pendidikan yaitu Kawasan hutan di Desa Lamban Sigatal yang merupakan bagian dari zona penyangga blok hutan Bukit Bahar Tajau Pecah (BBTP) dimana lokasi ini yang dijadikan LSM Gita Buana untuk budidaya tanaman jernang. Pemilihan lokasi ini diharapkan juga mampu membantu pemerintah dalam merestorasi Hutan Harapan Rainforest dengan membuat hutan sekunder.
Tahap terakhir, kelima dalam sosialisasi budidaya tanaman jernang adalah pemberdayaan pasca pendidikan dan pelatihan. Dalam pemberdayaan ini, pemerintah akan menyambut baik motivasi para petani jarnang yang ingin membudidayakan tanaman jernang dengan memberikan modal dalam skala kecil bagi petani yang tidak memiliki modal. Selain itu, sosialisasi ini juga bermitra dengan kelompok tani dan pemuda-pemudi setempat untuk membuka peluang usaha baru dibidang jasa maupun barang penjualan produksi pertanian sehingga tidak ada lagi pengangguran di daerah setempat dan diharapkan didaerah lain di Indonesia pun juga demikian.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD merupakan program penyuluhan berbasis pelatihan dan pendidikan dengan tujuh keunggulan. Yaitu: (1) Efektif. Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD melatih para petani dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX agar mampu menguasai teknik budidaya tanaman jernang hingga penangan pasca panen didaerah setempat hanya dalam waktu empat bulan pelatihan dan pendidikan. (2) Bebas biaya pendidikan. Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD merupakan program gabungan dengan gabungan kelompok tani tanaman jernang di daerah potensi tanaman jernang terbesar dengan Dinas pertanian di setiap daerah sehingga seluruh biaya kegiatan ditanggung oleh pemerintah. (3) Inofatif. Sosialisasi budidaya melalui hak paten dengan Icon SAD memacu semangat petani jernang yang sebelumnya merasa takut ada manipulasi harga dan dapat menambah penghasilan petani dari Bea Cukai perdagangan tanaman jernang setelah diadakan hak paten tanaman jernang. (4) Interaktif. Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon akan mampu menjalin kerjasama antara warga dan pemuda-pemudi Marga Bhatin IX dengan pemerintah sehingga akan timbul rasa kekeluargaan. (5) Atraktif. Sosialisasi pendidikan dan pelatihan menarik, lebih banyak praktek daripada teori, dan lebih universal dimana keterlibatan media informasi dalam mendokumentasikan untuk mempromosikan hak paten jernang akan menjadi perhatian yang unik, apalagi ditambah dengan Icon SAD, Marga Bhatin IX, yang merupakan suku di daerah Jambi akan menambah kepercayaan diri petani daerah potensi jernang. (6) Solutif. Mampu memberikan solusi dalam permasalahan sosialisasi budidaya jernang diseluruh Indonesia yang meliputi pengetahuan, modal, stakeholder, dan ketinggalan informasi membuat petani dan hasil pertanian tidak berkembang sehingga mampu berkembang. (7) Informatif. Sosialisasi ini memberikan semua informasi mengenai bidang pertanian tentang budidaya jernang mulai dari budidaya hingga pasca panen.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD dapat terwujud dengan beberapa mekanisasi, yaitu: (1) Tahap Sosialisasi. dalam tahapa ini juga terdapat bebrapa taha yang ditempuh, yaitu: (a) Menjalin kerja sama kemitraan antara gabungan kelompok tani jernang dengan Dinas Pertanian Daerah. (b) Membentuk struktur panitia kepengurusan sosialisasi budidaya tanaman jernang. (2) Tahap Pendidikan dan Pelatihan. Dalam tahap ini Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD akan diajarkan oleh penyuluh profesional memgenai teknik budidaya dan teknik penanganan pasca panen. (3) Rekomendasi hak paten. Dalam tahap ini, pemerintah dan pelaksana program Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD akan didokumentasikan dan disebarkan keseluruh Indonesia melalui media Informasi. (4) Tahap pemberdayaan Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD. Peserta akan diberikan modal skala kecil untuk membudidayakan tanaman jernang dan mampu mengembangkan kemampuan kewirausahaannya baik dalam bidang jasa maupun barang penjualan hasil produksi.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon merupakan program penyuluhan yang bertujuan untuk memperkenalkan budidaya tanaman jernang keseluruh Indonesia dengan perwakilan daerah Jambi, Kabupaten Sarolangun yang berbasis pelatihan dan pendidikan dengan bantuan media informasi. Fokus utama prgram ini adalah memperkenalkan budidaya tanaman jernang. Adapun beberapa hasil prediksi yang akan diperoleh dari Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD, yaitu: pertama, seluruh masyarakat petani jernang, warga setempat, Marga Bhatin IX, serta masyarakat umum di Jambi sudah mulai mengenal dan mengetahui budidaya tanaman jernang. Ini merupakan perameter utama dalam menilai keberhasilan karena Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD bertujuan untuk seluruh petani jernang di seluruh Indonesia. Jika banyak petani jernang yang mengikuti sosialisasi ini, bisa dikatakan program penyuluhan ini berhasil dikembangkan.
Kedua, lestarinya hutan diseluruh Indonesia. Dengan membudidayakan tanaman jernang yang mempunyai habitat melekat pada pohon tetapi tidak bersifat parasit, maka secara langsung kita ikut melestarikan hutan Indonesia yang setiap waktunya semakin hilang akibat illegal logging. Ketiga, menambah pendapatan petani. Setelah mengetahui tingginya harga jual tanaman jernang dan besarnya permintaan di pasar Internasional dan akan membuka lahan pekerjaan baru untuk menghasilkan pendapatan daripada melakukan illegal logging. Keempat, menambah pendapatan negara. Melalui hak paten tanaman jernang, maka secara tidak langsung pemerintah Indonesia akan mendapatkan pendapatan dari Bea Cukai perdagangan tanaman jernang di pasar Internasional dan secara langsung dapat mempromosikan negara Indonesia sebagai negara yang mulai maju dengan mensejahterakan petani dan perekonomian negara. Kelima, mendongkrak harga jernang yang kian menurun. Sosialisasi ini tidak hanya memberi pengajaran mengenai budidaya tanaman jernang, tetapi juga proses tata niaga tanaman jernang sehingga petani dapat melakukan analisis harga jernang melalui pasaran Internasional setelah memperoleh informasi dari pusat informasi yang juga dibuat bersama pengadaan sosialisasi ini.
Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan diprediksikan akan mampu mensejahterakan petani jernang didaerah potensi jernang. Pemuda-pemudi Marga Bhatin IX pun akan menjadi pewaris teknik budidaya tanaman jernang dengan pengetahuan yang lebih maju setiap waktunya. Paradigma Marga Bhatin IX dan petani jernang diseluruh Indonesia akan berubah dari yang tidak percaya dengan pemerintah perlahan akan saling bahu membahu dalam memajukan negara Indonseia. Pendapatan semakin tinggi, kesejahteraan semakin baik, dan kelestarian budaya serta hutan tetap terjaga. Semua ini akan terwujud melalui Sosialisasi budidaya tanaman jernang melalui hak paten dengan Icon SAD.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua kelompok
Nama : Sri Wahyuni
NRP : D1B010089
Jurusan / Fakultas : Agrobisnis / Pertanian
Tempat, tanggal lahir :Jambi, desember 1992
Universitas : Universitas Jambi
HP : –
Alamat :Jl.sermamurad alwi no 12 jambi
Email :
Karya ilmiah yang pernah dibuat : –
Prestasi yang diraih : –
Anggota
Nama : Rebi Firmansyah
NRP : A1C211062
Jurusan / Fakultas : Pendidikan Matematika / KIP
Tempat, tanggal lahir : Jambi,12 Juli 1992
Universitas : Universitas Jambi
HP : –
Alamat : Jl.Punai II no 12 jambi
Email : –
Karya ilmiah yang pernah dibuat : –
Prestasi yang diraih : –